Keberadaan PR dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup mesyarakat yang semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam bidang-bidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi di atas jelas memerlukan keahlian khusus di bidang PR. Praktisi PR dituntut kemempuannya untuk mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk penyelenggaraan komunikasi 2 arah antara organisasi dan publiknya. Kaitan antara PR dengan konsep manajemen menghasilkan pemahaman akan pentingnya public relations, seperti dinyatakan oleh Mc Elreath:
“Management PR berarti melakukan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi
yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi dapat berupa
penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai pada
kegiatan yang sangat kompleks seperti konferensi pers dengan menggunakan
satelit”.
Dari pernyataan tersebut manajemen public
relations dipahami sebagah bentuk pengelolaan public
relations dengan menerapkan fungsi-fungi manajemen yaitu
dengan menjalankan penelitian, perencanaan dan evaluasi terhadap program yang
dijalankan.
Keterangannya sebagai berikut:
1. Penelitian
Pada dasarnya, penelitian merupakan cara yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari publik baik internal maupun eksternal
untuk memahami masalah yang dihadapi dengan akurat dan metode ilmiah.
2. Perencanaan dan pemrograman
Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi
atau data masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau
permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya.
Perencanaan Public Relations merupakan suatu proses
berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan
dalam perencanaan program antara lain: sifat, waktu dan lingkungan. Perencanaan
juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi, serta
pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.
3. Pelaksanaan program
Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana
program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam
suatu bentuk program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah PR yang
dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa program tindakan maupun program
komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
4. Evaluasi
Merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk
menentukan atau memperlihatkan nilai suatu program termasuk pengelolaan maupun
hasil atau dampak pelaksanaannya. Melalui evaluasi, PR akan mengetahui
faktor-faktor yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu program,
sehingga dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya
dilakukan.
Pada dasarnya tujuan sentral PR adalah untuk menunjang
manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Meskipun
tujuan setiap organisasi berbeda tergantung dari sifat organisasi tersebut,
tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan yakni membina hubungan yang
harmonis antara organisasi dengan publik dalam membentuk citra positif.
Hubungan yang baik atau harmonis dalam PR mengandung
arti luas, yakni sikap yang menyenangkan(favorable),
itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual
confidence), saling menghargai (mutual appreciation), dan citra baik (good image). Penampilan dan sikap seorang PR dalam mencapai tujuan organisasi
dengan cara menciptakan kesan yang baik akhirnya dapat melekat dan mempengaruhi
citra dari perusahaan yang diwakilinya.
Sumber
: Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, Jakarta: Gramedia, 2006.
Hi,
BalasHapusmau tanya, punya konten digital dari sumber ini gak? (Silih Agung Wasesa, Strategi Public Relations, Jakarta: Gramedia, 2006.)