Audit Komunikasi, seperti audit public relations, diaplikasikan dengan
banyak cara berbeda. Sebuah audit komunikasi yang efektif mengawalinya dengan
berorientasi kepada penerima (receiver-oriented) , sebagai lawan dari
model yang berfokus kepada pengirim (sender-focused). Takaran ini
digunakan untuk mengukur kepuasan individu dengan jumlah informasi yang
diterima pekerja atau publik lainnya tentang topik yang berhubungan dengan
kebutuhan mereka atau terkait tentang kepahaman dan kegunaan informasi tersebut
untuk mereka, serta tentang preferensi mereka secara umum terkait dengan mode
komunikasi, seperti melalui tatap muka atau surat.
Umumnya audit komunikasi berusaha memantau dan mengevaluasi saluran, pesan,
serta iklim komunikasi dari sebuah organisasi. Audit kadang hanya diberlakukan
untuk sistem komunikasi internal organisasi; namun teknik yang sama dapat pula
digunakan untuk mengevaluasi sistem eksternal. Hasil dari audit komuniksai
sering kali mengungkap masalah distorsi informasi atau masalah kurangnya
komunikasi.
Audit komunikasi mengemas beberapa metode riset untuk aplikasi
spesifik. Metode riset berikut digunakan dalam kombinasi yang
sesuai untuk mengaudit komunikasi organisasi dan menginvestigasi bidang masalah
spesifik.
1. Survei iklim komunikasi.
Pengukuran yang bergantung pada sikap seseorang terhadap sebuah isu secara
keseluruhan, dirancang untuk mengungkap seberapa cukup dan terbukanya publik
memersepsi saluran komunikasi.
2. Analisis jaringan. Analisis
ini umumnya dilakukan dengan bantuan komputer. Metode riset ini mengobservasi
frekuensi dan pentingnya sebuah jaringan interaksi berdasarkan koneksi yang
paling sering digunakan. Pola ini dapat dibandingkan dengan grafik resmi
organisasi serta kebijakan komunikasi untuk menentukan kesenjangan antara teori
dan praktik.
3. Survei pembaca. Metode ini
berusaha mengidentifikasi artikel yang mana atau bagian publikasi yang mana
yang paling banyak dan paling sering dibaca. Walaupun model ini bersifat
kuantitatif, cara ini adalah cara yang sangat bagus untuk menentukan pola
membaca dari beragam publik.
5. Kajian pemahaman teks (readability
studies). Beberapa metode dapat digunakan untuk mengukur bagaimana pesan
yang sudah tertulis dapat dipahami. Kebanyakan metode ini didasarkan pada
jumlah suku kata dari kata tersebut dan panjangnya kalimat yang digunakan.
Formula ini didiskusikan lebih terperinci pada Bab 8 ketika kita mendiskusikan
tentang teknik evaluasi. Untuk saat ini, kita hanya perlu mencatat bahwa
formula ini membantu menentukan kejelasan pesan tertulis dan kesesuaiannya
dengan tingkat pendidikan audiensi.
Sumber : Public Relations Profesi dan Praktik. Dan Lattimore, Otis Baskin,
Suzette T.Heiman, Elizabeth L.Toth. Hal. 121-122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar