Metode Penelitian Komunikasi
PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
A.
BERDASARKAN AKSIOMA
Aksioma adalah
pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitaf dan kualitatif meliputi aksioma
tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel,
kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai. Penjelasan tentang masing – masing
perbedaan tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
Aksioma
Dasar
|
Metode
Kuantitatif
|
Metode
Kualitatif
|
|||||
Sifat realitas
|
Dapat diklasifikasikan,
konkrit, teramati, terukur
|
Ganda, holistik, dinamis,
hasil konstruksi dan pemahaman
|
|||||
Hubungan peneliti
dengan yang diteliti
|
Independen, supaya
terbangun obyektivitas
|
Interaksi dengan sumber
data supaya memperoleh makna
|
|||||
Hubungan variabel
|
Sebab-akibat (kausal)
|
Timbal balik/interaktif
|
|||||
Kemungkinan
generalisasi
|
Cenderung membuat
generalisasi
|
Transferability
(hanya mungkin dalam
ikatan konteks dan waktu)
|
|||||
Penilaian nilai
|
Cenderung bebas nilai
|
Terikat nilai-nilai
yang dibawa peneliti dan sumber data
|
a.
Sifat Realitas
a.1. Kuantitatif
Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada
filsafat positivism, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit, dapat
diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna,
dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan demikian
dalam metode ini, peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari
objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument untuk mengukurnya.
a.2. Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau objek
tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Penelitian ini
memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan
interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh ( holistic) karena stiap
aspek dari objek itu mempunyai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Realitas dalam penelitian kualitatif
tidak hanya yang tampak ( teramati ), tetapi sampai dibalik yang tampak
tersebut.
b.
Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti
b.1. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar
dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga
jaraknya sehingga bersifat independen. Metode ini menggunakan kuesioner sebagai
teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hamper tidak mengenal siapa
yang diteliti atau responden yang memberikan data.
b.2. Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human
instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (
observasi berperan serta ) dan in depth interview ( wawancara mendalam), maka
peneliti harus berinteraksi dengan
sumber data. ). Para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara
dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati
dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar ). Dengan demikian peneliti kualitatif harus
mengenal betul orang yang memberikan data.
c.
Hubungan Antar Variabel
c.1. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, penelitinya dalam melihat hubungan
variabel terhadapat obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat
(kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen.
Dari variabel tersebut kemudian dicari seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Contoh : Pengaruh iklan terhadap nilai penjualan,
artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai
penjualan. Iklan sebagai variabel independen ( sebab ) dan nilai penjualan
sebagai variabel dependen ( akibat )
c.2. Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistic dan
lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan
antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling
mempengaruhi ( reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel
independen dan dependennya.
Contoh : Hubungan antara iklan dan nilai penjualannya.
Dalam hal ini hubungan interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan
maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi sebaliknya makin banyak nilai
penjulan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin tinggi.
d.
Kemungkinan Generalisasi
d.1. Kuantitatif
Umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada
keluasan informasi ( bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk
populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang
diteliti adalah sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik
probability sampling ( random). Berdasarkan data dari sampel tersebut,
selanjutnya peneliti membuat generalisasi ( kesimpulan sampel
d.2. Kualitatif
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi
tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.
Seperti telah dikemukakan, makna adalah data terbalik yang tampak. Walaupun
penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil
penelitiannya tidak dapat diterapkan ditempat lain. Generalisasi dalam
penelitian kualitatif disebut transferability dalam bahasa Indonesia dinamakan
keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat
ditransferkan atau diterapkan ditempat lain, manakala kondisi tempat lain
tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.
e.
Peranan Nilai
e.1. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak
berinteraksi dengan suber data, maka akan terbebas dari nilai – nilai yang
dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai maka peneliti menjaga
jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh obyektif.
e.2. Kualitatif
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data
terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini
baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan,
nilai – nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda- beda, sehingga dalam
pengumpulan data, analisis dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai
masing- masing.
CIRI-CIRI PENELITIAN
KUALITATIF DAN KUANTITATIF
|
|
KUALITATIF
|
KUANTITATIF
|
Frase yang berkaitan
dengan pendekatan
|
|
etnografis
|
Eksperimen
|
dokumentasi
|
data keras
|
penelitian lapangan
|
perpektif luar
|
data lunak
|
Empiris
|
interaksi simbolis
|
Positivis
|
perspektif dalam
|
fakta sosial
|
naturalistik
|
Statistik
|
etnometodologis
|
metode ilmiah
|
Deskriptif
|
|
pengamatan pelibatan
|
|
fenomenologis
|
|
aliran Chicago
|
|
riwayat hidup
|
|
studi kasus
|
|
ekologis
|
|
Naratif
|
|
interpretatif
|
|
Konsep penting yang
berkaitan dengan pendekatan
|
|
makna
|
Variabel
|
pemahaman akal sehat
|
Opersional
|
penggolongan
|
Reliabilitas
|
definisi situasi
|
Hipotessis
|
kehidupan sehari-hari
|
Validitas
|
tatanan negosiasi
|
signifan secara statistik
|
proses
|
Replikasi
|
pemahaman
|
Prediksi
|
tujuan praktis
|
|
konstruksi sosial
|
|
teori dasar
|
|
Nama yang berkaitan dengan
pendekatann
|
|
Max Weber
|
Emile Durkheim
|
Charles Horton Cooley
|
Fred Kerlinger
|
Harold Garfinkel
|
Edward Thorndike
|
Margaret Mead
|
Robert Bales
|
W.I Thomas
|
Donald Chambell
|
Everelt Hughes
|
|
Ervng Golfman
|
|
Herbert Blumer
|
|
Afiliasi Teoritis
|
|
interaksi simbolis
|
fungsionalisme struktural
|
etnometodologi
|
realisme, positivisme
|
fenomenologi
|
Behaviorisme
|
kebudayaan
|
empirisme logis
|
idealisme
|
teori sistem
|
Afiliasi akademis
|
|
sosiologi
|
Psikologis
|
sejarah
|
ilmu ekonomi
|
antropologi
|
Sosiologi
|
ilmu politik
|
|
Tujuan
|
|
mengembangkan konsep
|
menguji teori
|
memerikan realitas ganda
|
menstabilkan fakta
|
teori dasar (grounded theory)
|
deskripsi statistik
|
mengembangkan pemahaman
|
menunjukkan hubungan antar variabel
|
Memprediksi
|
|
Rancangan
|
|
berkembang, lentur, umum
|
terstruktur, ditentukan di awal, formal, khusus
|
rancangan sebagai panduan proses penelitian
|
rencana kerja operasional
|
Usulan penelitian
|
|
singkat
|
panjang lebar
|
spekulatif
|
fokus rinci dan khusus
|
menunjukkan bidang yang relevan diteliti
|
prosedur rinci dan khusus
|
sering ditulis setelah ada data terkumpul
|
melalui tinjauan pustaka yang substantif
|
kajian pustaka yang substantif singkat
|
ditulis sebelum ada datanya
|
ancangan disebut secara umum
|
hipotesa dinyatakan
|
Data
|
|
deskriptif
|
Kuantitatif
|
dokumen pribadi
|
kode kuantitatif
|
catatan lapangan
|
bilangan, ukuran
|
foto
|
variabel operasional
|
kata-kata pelaku sendiri
|
Statistik
|
dokumen resmi dan artefak
|
|
Sampel
|
|
kecil
|
Besar
|
tidak mewakili
|
Berstratifikasi
|
sampel teoritis
|
kelompok kontrol
|
sampel bola salju
|
tepat, cermat
|
bertujuan
|
dipilih acak
|
kendali kontrol untuk variabel luar
|
|
Taktik atau Metode
|
|
observasi
|
Eksperimen
|
observasi partisipasi
|
observasi terstruktur
|
tinjauan atas berbagai dokumen
|
eksperimen semu
|
wawancara terbuka/berkembang
|
wawancara terstruktur
|
penjelasan sumber pertama
|
Survei
|
Hubungan dengan subyek
|
|
empati
|
ada pembatasan
|
menekankan kepercayaan
|
jangka pendek
|
kesetaraan
|
ada jarak
|
subyek sebagai sahabat
|
subyek-peneliti
|
hubungan dekat
|
Musiman
|
Instrumen dan alat
|
|
tape recorder
|
inventori, kuesioner
|
alat penyalin tulisan
|
Komputer
|
komputer
|
indeks, skala, skor tes
|
Analisa dataa
|
|
berkelanjutan
|
Deduktif
|
model, tema, konsep
|
dikerjakan selesai pengumpulan data
|
induktif
|
Statistik
|
induksi analitis
|
|
metode komparatif
|
|
Masalah dalam penggunaan
pendekatan
|
|
prosedur tidak baku
|
mengendalikan variabel-variabel lain
|
memakan waktu
|
mengontorol variabel lain
|
sulit mereduksi data
|
Reifikasi
|
reliabilitas
|
Obtrusiveness
|
prosedur tidak baku
|
Validitas
|
sulit meneliti populasi besar
|
B. KARAKTERISTIK
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
a.
Desain
a.1. Desain Penelitian Kualitatif (flexible
design)
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya
bersifat umum, dan berubah-ubah / berkembang sesuai dengan situasi di lapangan.
Desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena
itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. Peranan peneliti sangat
dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian sedang desain sifatnya hanya
membantu mengarahkan proses penelitian agar berjalan dengan sistematis.
Lain halnya dengan desain penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang
sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain
merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh
karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Peranan desain
sangat dominan bukan peneliti karena jika desain sudah dirancang dengan baik,
maka penelitiannya akan dapat dilakukan oleh orang lain.
Empat belas Prinsip berkait dengan Desain Penelitian Kualitatif :
1. Desain penelitian kualitatif pada
umumnya merupakan desain penelitian yang tidak terinci, fleksibel, timbul dan
berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan. Hal-hal yang
memungkinkan desain penelitian berubah biasanya termasuk: tujuan, subyek,
sampel penelitian jika ada, dan sumber data.
2. Lebih bersifat restrospektif yaitu, desain penelitian diketahui secara pasti setelah penelitian selesai. Walaupun misalnya para peneliti mendesain penelitian dibantu dosen pembimbing, hasil penelitian masih bersifata sementara atau adhoc dan masih mungkin berubah sesuai dengan kondisi di lapangan.
3. Desain biasanya tidak mengemukan hipoteses yang perlu di tes, tetapi lebih berupa fokus penelitian yang penekannya sebagai guide atau petunjuk dalam mencari atau mengumpulkan data.
4. Hasil penelitian lebih bersifat terbuka dan tidak membatasi phenomena ke dalam variabel seperti dalam penelitian kuantitatif positivist.
5. Desain penelitian lebih fleksibel dengan langkah-langkah yang tidak dapat dipastikan, disamping juga hasil penelitian tidak dapat diprediksi atau diramalkan.
6. Peneliti melakukan analisis data sejak awal penelitian, bersamaan dengan proses pengumpulan data, bersifat terbuka, open endded dan dilakukan secara induktif.
7. Penggunaan populasi posisinya tidak terlalu perlu. Sampling dapat ditafsirkan sebagai pilihan peneliti terhadap beberapa faktor terkait termasuk: aspek apa dari peritiwa apa, dan siapa ataua apa yang dijadikan fokus dalam penelitian.
8. Sampling lebih cederung menggunakan prinsip non probability sampling (Kerlinger: 1986), yang didalamnya dibedakan menjadi empat macam yaitu a) purposive, b) accidental, c) quota dan d) snow-ball sampling. Penelitian ini disebut sebgai non probabilitas karena lebih banyak tergantung dari pada pilihan peneliti dan juga tujuan penelitian.
9. Instrumen penelitian kualitatif pada umumnya lebih bersifat internal dan subyektif, yang direfleksikan dengan “peneliti sebagai instrumen”. Disamping itu, instrumen penelitian kualitatif mendasarkan pada aspek-aspek seperti berikut termasuk: bersifat khusus, dan berulangkali terjadi, yang berupa paradigma atau thema yang memberikan petunjuk ke arah pembentukan teori.
10. Analisis data lebih bersifat terbuka terhadap perubahan, perbaikan dan penyempurnaan atas dasar data baru yang masuk atau diterima peneliti.
11. Hipoteses tidak dapat dirumuskan pada awal penelitian, karena pada penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk menguji kebenaran. Hipoteses atau jawaban sementara dalam penelitian kualitatif muncul sepanjang proses penelitian sebagai pedoman dalam menafsirkan dan memaknai data.
12. Statistik tidak terlalu diperlukan dalam pengolahan data dan penafsiran data. Dalam penelitian kualitatif, menganalisis data berarti mencoba memahami makna data secara Verstehin dengan lebih mengutamakan makna yang berasal dari phenomena yang saling berkaitan satu sama lain.
13. Lama penelitian tidak dapat ditentukan sebelumya oleh si peneliti. Pada hakekatnya penelitian kualitatif dapat terus berlangsung sampai pada suatu saat peneliti sudah tidak memperoleh data baru atau telah terjadi pengulangan phenomena, berarti penelitian baru dapat diperbolehkan berhenti.
14. Dalam penelitian kualitatif-naturalistik selalu terjadi kemungkinan peneliti menemukan hal baru (invention) disamping juga penemuan kembali hal-hal tertentu yang sebenarnya dahulu sudah ada atau discovery.
a.2. Desain Penetian Kuantitatif (fixed design)
Desain spesifik, jelas, rinci, dan
ditentukan sejak awal.
Berbeda dengan penelitian kualitatif
yang bersifat fleksibel, maka dalam penelitian kuantitatif desain penelitiannya
telah sejak awal dirancang secara lebih spesifik, memiliki kejelasan arah, dan
telah terinci secara jelas sejak awal peneliti hendak melakukan penelitian.
Kejelasan tersebut mencangkup desain, subjek, variabel, data, dan teknik
analisis yang akan digunakan. Selain itu peneliti akan terikat kuat dengan desain
yang telah diajukannya sebab desain tersebut akan digunakannya sebagai pegangan
dalam melaksanakan penelitian.
Pada dasarnya perbedaan
antara desain penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah pada keleluasaan
peneliti dalam menjalankan rancangan penelitiannya, jika pada
penelitiankualitatif peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan langkah dalam
proses penelitiannya(tak terikat oleh rencana awal) maka pada penelitian
kuantitatif yang terjadi adalahsebaliknya, peneliti harus mengikuti seluruh
rancangan yang sejak awal telah dibuat.
Penelitian kuantitatif juga
pada umumnya ingin mencari tahu hubungan 2 variabel atau lebih yang telah
dijelaskan terlebih dahulu hakikatnya menurut teori yang dijadikanlandasan,
sedangkan penelitian kualitatif lebih kepada mencari penjelasan atas suatu hal
yangbelum dijelaskan secara eksplisit dalam teori manapun, sehingga peneliti
tak menjadikanteori manapun sebagai landasan baku penelitiannya.
Selain pada hal-hal
tersebut pada dasarnya desain penelitian kualitatif dan kuantitaif cenderung
sama dalam hal strukturnya, namun secara teknis pelaksanaan terdapat
beberapaperbedaan terutama dalam hal metode penelitiannya.
KARAKTERISTIK METODE KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
No
|
Metode
Kuantitatif
|
Metode
Kualitatif
|
1.
|
A. Desain
a.
Spesifik,
jelas, rinci
b.
Ditentukan
secara mantap sejak awal
c.
Menjadi
pegangan langkah demi langkah
|
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang danmuncul dalam proses penelitian
|
2.
|
B. Tujuan
a.
Menunjukkan
hubungan antar variabel
b.
Menguji
Teori
c.
Mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
|
a.
Menemukan
pola hubungan yang bersifat interaktif
b.
Menemukan
Teori
c.
Menggambarkan
realitas yang kompleks
d.
Memperoleh
pemahaman makna
|
3.
|
C. Teknik Pengumpulan Data
a.
Kuesioner
b.
Observasi
dan wawancara tersruktur
|
a.
Participant
observation
b.
In depth
interview
c.
Dokumentasi
d.
Tringulasi
|
4.
|
D. Instrumen Penelitian
a.
Test,
angket, wawancara tersruktur
b.
Instrumen
yang telah terstandar
|
a.
Peneliti
sebagai instrumen
b.
Buku
catatan, tape recorder, camera, handcam dan lain-lain
|
5.
|
E. Data
a.
Kuantitatif
b.
Hasil
pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
|
a.
Deskriptif
kualitatif
b.
Dokumen
pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan
lain-lain
|
6.
|
F.
Sampel
a.
Besar
b.
Representatif
c.
Sedapat
mungkin random
d.
Ditemukan
sejak awal
|
a.
Kecil
b.
Tidak
Representatif
c.
Purposive.snowball
d.
Berkembang
selama proses penelitian
|
7.
|
G. Analisis
a.
Setelah
slesai pengumpulan data
b.
Deduktif
c.
Menggunakan
statistik untuk menguji hipotesis
|
a.
Terus
menerus sejak awal sampai akhir penelitian
b.
Induktif
c.
Mencari
pola, model, thema, teori
|
8.
|
H. Hubungan dengan Responden
a.
Dibuat
berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya objektif
b.
Kedududkan
peneliti lebih tinggi dari responden
c.
Jangka
pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
|
a.
Empati,
akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
b.
Kedudukan
sama bahkan sebagai guru, konsultan
c.
Jangka
lama, sampai datanya penuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
|
9.
|
I. Usulan Desain
a.
Luas dan
rinci
b.
Literarur
yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti
c.
Prosedur
yang spesifik dan rinci langkah-langkanya
d.
Masalah
dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e.
Hipotesis
dirumuskan dengan jelas
f.
Ditulis
secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
|
a.
Singkat,
umum bersifat sementara
b.
Literatur
yangdigunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
c.
Prosedur
bersifat umum, seperti akan merencanakan tour atau piknik
d.
Masalah
bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
e.
Tidak
dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
f.
Fokus
penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan
|
10.
|
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan
yang direncanakan dapat terselesaikan
|
Setelah tidak ada data
yang dianggap baru atau jenuh
|
11.
|
K. Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan
realiabilitas instrumen
|
Pengujian kredibilitas,
depenabilitas, proses dan hasil penelitian
|
b. Tujuan
b.1. Tujuan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan
penafsiran terhadap fenomena sosial. Metodologi penelitian yang dipakai adalah
multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada metodologi yang khusus. Para
periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi, diskursus, arsip,
analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif
juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi,
fenemologi, hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme, etnografi,
wawancara, psikoanalisis, studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan
melibat (participant observation)
(Agus Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu
yang dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan.
Kalau dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh
Feyerabend (dalam Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena
menurutnya metodologi apa saja boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki.
b.2. Tujuan Penelitian Kuantitatif
Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan
denganfenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji
suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk
menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan
konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam
ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu social.
c.
Teknik Pengumpulan Data
c.1. Teknik
Pengumpulan Data Kualitatif
Teknik pegumpulan data kualitatif dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya; Catatan Lapangan (Fieldnotes), Observasi
partisipan (Participant Observations), Wawancara (Dept Interview), Dokumentasi. Selain
teknik atau cara tersebut, dalam penelitian kualitatif juga dapat menggunakan
kuesioner untuk pengumpulan datanya, namun kuesioner tersebut hanya dijadikan
sebagai pelengkap data jika dibutuhkan dan bukan merupakan sumber data asli yang
dijadikan pijakan analisis.
1. Catatan lapangan atau Fieldnotes adalah kegiatan yang mencatat apa saja yang dilihat, didengar, dirasakan, difikirkan dan dipelajari dari obyek penelitian yang selanjutnya peneliti menyusunnya secara sistematis. Karena keberhasilan suatu penelitian tergantung pada bagaimana rincian, ketepatan, dan luasnya catatan lapangan. (Bogdan dan Biklen, 1982)
2. Observasi
Macam-macam observasi: (Sanafiah
Faisal: 1990)
·
Observasi Partisipatif, yang
terbagi menjadi: Observasi yang Pasif, Observasi yang Moderat, Observasi yang
Aktif, dan Observasi yang Lengkap.
·
Observasi Terus Terang dan
Tersamar
·
Observasi Tak Terstruktur
2.1. Observasi Partisipatif
·
Peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam
aktivitas yang diteliti (Susan Stainback:1998)
·
Klasifikasi (Sanafiah
Faisal:1990)
·
Partisipasi Pasif : Peneliti
mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
·
Partisipasi Moderat :Peneliti
ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua
kegiatan.
·
Partisipasi Aktif : Peneliti
ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap
·
Partisipasi Lengkap : Peneliti
terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber
2.2. Observasi
Terus Terang atau Tersamar
·
Peneliti berterus terang kepada
narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
·
Suatu saat peneliti melakukan
tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan
narasumber.
2.3. Observasi tak Berstruktur
·
Dilakukan dengan tidak
Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
·
Apabila masalah sudah jelas,
maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi
Manfaat Observasi Menurut Nasution (1988)
·
Peneliti akan mampu memahami
konteks data secara menyeluruh.
·
Peneliti akan memperoleh
pengalaman langsung.
·
Peneliti dapat melihat hal-hal
yang kurang diamati oleh orang lain.
·
Peneliti dapat menemukan
hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
·
Peneliti dapat mengungkapkan
hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
·
Peneliti dapat memperoleh
kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
Obyek observasi
1.
Space : Ruang
dalam aspek fisiknya
2.
Actor : Orang
yang terlibat dalam situasi sosial
3.
Activity :
Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4.
Object :
Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5.
Act :
Perbuatan / Tindakan tertentu
6.
Event :
Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7.
Time : Urutan
Kegiatan
8.
Goal : Tujuan
yang ingin dicapai
9.
Feeling : Emosi yang dirasakan
dan diekspresikan orang-orang
Tahapan Observasi
Observasi Deskriptif :
1.
Peneliti belum menemukan
masalah yang diteliti secara jelas
2.
Peneliti melakukan penjelajahan
umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
3.
Observasi Terfokus
4.
Observasi dipersempit pada
aspek tertentu
5.
Observasi Terseleks
6.
Peneliti telah menguraikan
fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah
menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori
3. Wawancara atau Dept Interview menuntut peneliti untuk menjadi pembicara yang akrab pada sumber data (Informan), karena dengan demikian akan memungkinkan peneliti untukmenggali informasi secara luas berkaitan dengan penelitiannya. Wawancara dapat dilakukan secara formal dengan menggunakan pedoman wawancara (Guide) atau nonformal (Bebas tanpa pedoman).
Macam-macam Wawancara
1.
Wawancara Terstruktur
2.
Bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
3.
Peneliti sudah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternatif
jawaban.
4.
Wawancara Semi Terstruktur
5.
Dilaksanakan lebih bebas
dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
6.
Bertujuan untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka.
7.
Wawancara tak berstruktur
8.
Dilakukan secara bebas,
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara secara sistematis.
9.
Pedoman yang digunakan hanya
garis-garis besar permasalahan.
10.
Peneliti belum mengetahui
secara pasti apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan
Langkah-langkah Wawancara
1.
Menurut Lincoln & Guba, ada
7 langkah :
2.
Menetapkan kepada siapa
wawancara akan dilakukan.
3.
Menyiapkan pokok-pokok masalah
yang akan menjadi bahan pembicaraan.
4.
Mengawali atau membuka
wawancara.
5.
Melangsungkan alur wawancara.
6.
Mengonfirmasikan ikhtisar hasil
wawancara dan mengakhirinya.
7.
Menuliskan hasil wawancara.
8.
Identifikasi tindak lanjut
hasil wawancara.
Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara
·
Pertanyaan yang berkaitan
dengan pengalaman.
·
Pertanyaan yang berkaitan
dengan pendapat.
·
Pertanyaan yang berkaitan
dengan perasaan.
·
Pertanyaan tentang pengetahuan.
·
Pertanyaan yang berkenaan
dengan indera.
Hal-hal yang Berkenaan dengan Wawancara
·
Alat-alat wawancara :
·
Buku Catatan
·
Tape Recorder
·
Camera
·
Mencatat Hasil Wawancara
·
Hasil wawancara harus dicatat.
·
Untuk wawancara yang dilakukan
secara. terbuka & tidak berstruktur, peneliti perlu rangkuman yang lebih
sistematis.
4. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, atau karya monumental. Pengambilan data dengan teknik dokumentasi disebut dengan studi dokumen. Artinya, peneliti mempelajari berbagai sumber dokumen yang berkaitan dengan pokok penelitian sebagai pelengkap hasil observasi dan wawancara. Alasannya, hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/ dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.
c.2. Teknik
Pengumpulan Data Kuantitatif
Teknik
pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan teknik statistik dengan cara tes
atau kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara menyajikan berbagai pertanyaan tertulis pada responden
atau obyek penelitian untuk dijawab sebagai fakta dalam penelitian. Setelah itu
peneliti membuat skor dari hasil jawaban yang telah diperoleh untuk dilanjutkan
pada analisa data.
Instrument atau daftar pertanyaan yang diberikan pada responden
merupakan hasil pengembangan dari variabel-variabel penelitian. Oleh karena
itu, berbagai pertanyaan yang diberikan harus mengarah pada inti masalah yang
dikaji dalam penelitian tersebut, karena satu instrumen salah akan menjadikan
data tidak valid dan berakibat pada kekacauan dalam analisis serta penarikan
kesimpulan.
Wawancara (interview) serta observasi pada dasarnya
dapat digunakan dalam penelitian ini tetapi tidak merupakan hal yang wajib.
Artinya dalam pendekatan kuantitatif prosedur pengambilan data melalui teknik
tersebut hanya dilakukan sebagai pelengkap data. Artinya, bila harus dilakukan
wawancara harus dengan menggunakan Guide atau pedoman wawancara agar bahasan
tidak melebar pada masalah yang lebih dalam. Jadi, inti teknik pengambilan data
kuantitaif hanya pada tes atau kuesioner.
d.
Instrumen Peneliti
Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas
data hasil penelitian, baik itu penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Dua
hal itu adalah: 1) kualitas instrumen penelitian dan 2) kualitas pengumpulan
data.
d.1. Instrumen Penelitian Kualitatif
Yang mempengaruhi pada penelitian kualitatif adalah:
·
Instrumen penelitian: peneliti
itu sendiri
·
Instrumen penelitian pada
penelitian kualitatif
Pada penelitian kualitatif, instrumen
penelitian adalah: peneliti itu sendiri sehingga validasi dilakukan oleh
peneliti sendiri dengan memperhatikan hal-hal diantaranya: a) Pemahaman
peneliti terhadap metode penelitian kualitatif. b) Penguasaan wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti, dan c)
Kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian secara akademik maupun
logistic.
Instrumen penelitian pada penelitian
kualitatif :
·
Pada penelitian kualitatif, permasalahan
di awal penelitian belum jelas dan pasti, maka instrumen yang paling tepat
adalah peneliti itu sendiri.
·
Setelah masalah sudah mulai
jelas, maka dapat dikembangkan sebagai instrumen yang sederhana yang diharapkan
dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui
observasi dan wawancara.
d.2. Instrumen
Penelitian Kuantitatif
Adapun yang mempengaruhi
pada penelitian kuantitatif adalah: (a) Kualitas instrumen: berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas instrumen dan (b) Kualitas pengumpulan data:
berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
e.
Data
e.1. Data Kualitatif
Jika Paradigma Kualitatif merupakan
’cara pandang’ yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ suatu obyek
(subyek), maka Data (yang bersifat) Kualitatif merupakan data yang dihasilkan
dari cara pandang yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan ’mutu’ obyek
(subyek) yang bersangkutan. Berbeda dari data kuantitatif yang bersifat
numerik, data kualitatif bersifat non-numerik (kata-kata deskriptif), seperti
cantik, tampan, gagap, tampak kurang berpendidikan, reponsif, bagus sekali,
lincah, mewakili anak muda zaman sekarang, dan lain-lain.
a.
Deskriptif Kualitatif
1.
Mengumpulkan
informasi secara aktual dan terperinci
2. Mengidentifikasikan masalah
3. Membuat perbandingan atau evaluasi
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain
dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
yang akan datang.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini diarahkan pada latar
belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini
tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moeloeng, 1998: 3). Adapun sifat
dari penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
subyek/ obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi,
catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moeloeng, 1998: 6).
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moeloeng, 1998: 3). Adapun sifat
dari penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
subyek/ obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi,
catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moeloeng, 1998: 6).
b. Dokumen
pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
e.2. Data
Kuantitatif
Teknik
analisis data kuantitatif tidak cocok untuk setiap macam data, ada 4 tipe data
yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio:
1.
Data Nominal
Tipe data nominal adalah mendeskripsikan kategori dan
tidak memiliki nilai numerik yang aktual. Sebagai contoh, sebuah
kuisioner mungkin bertanya tentang jenis kelamin dari responden (pilih 1 untuk
laki-laki, pilih 2 untuk perempuan).
Respon dikategorikan dengan menggunakan angka, namun tidak berarti
bisa digunakan untuk melakukan operasi aritmatik (misal: berapakah rata-rata
jenis kielamin?).
Tidak ada nilai numerik atau urutan dari angka yang digunakan (
pilih 1 untuk laki-laki, pilih 2 untuk perempuan akan bernilai sama dengan
pilih 10 untuk laki-laki dan pilih 11 untuk perempuan).
Analisis yang paling memungkinkan untuk data tipe ini adalah
frekwensi, berapa banyak responden yang berjenis kelamin laki-laki dan berapa
banyak responden yang berjenis kelamin perempuan. Tipe data ini sering kali
disebut dengan data kategori.
2.
Data Ordinal
Dengan data ordnial, angka dialokasikan untuk skala
kuantitatif. Sebagai contoh, mahasiswa bisa dibei ranking berdasarkan hasil
ujiannya, contohnya: 1,2,3, .. 10.
Tidak seperti data nominal, ada urutan dari angka yang
digunakan yang memungkinkan operasi aritmatik. Kita bisa menyatakan bahwa ada
mahasiswa yang lebih baik dari mahasiswa yang lainnya. Bagaimanapun, operasi
aritmatik yang bisa dilakukan terbatas. Kita tidak bisa
mengetahui berapa lebih baiknya mahasiswa yang rangking 1 dengan yang rangking
2, atau rangking 10 dan seterusnya.
Penggunaan dari data ordinal biasanya untuk menjawab
pertanyaan yang menggunakan skala Likert, dimana nomer digunakan untuk membuat
jarak dari respon. Sebagai contoh, respon "Sangat tidak setuju",
"Tidak setuju", "ragu-ragu", "Setuju",
"Sangat setuju" bisa diwakili dengan angka 1,2,3,4, dan 5.
Berdasarkan contoh diatas dapat dilihat urutan dari angka untuk
setiap respon, 5 berarti tingkatannya sangat setuju lebih tinggi dari 4 setuju.
Namun kita tidak bisa mengetahui berapa banyak tingkat kesetujuan dari
responden. Untuk data ordinal, kategori dirangking, namun kita tidak tahu
perbedaan atau interval, antara masing-masing rangking, data ini seringkali
disebut dengan data rangking.
3.
Data Interval
Data interval seperti data ordinal, namun pengukuran
dibuat berdasarkan skala kuantitatif, dimana perbedaan atau interval antara
satu respon dengan respon lainnya diskalakan secara konsisten dengan ukuran
yang sama secara proporsional. Peneliti bisa menyatakan perbedaan antara
dua data secara tepat.. Sebagai contoh perbedaan atau interval antara tahun
2004 dengan 2011 adalah sama antara interval 1994 dengan 2001.
Untuk data ini penambahan dan pengurangan bisa digunakan
(tapi tidak bisa memanfaatkan perkalian atau pembagian)
4.
Data Rasio
Data rasio seperti data interval, namun ada nilai yang
benar-benar nol untuk skala pengukuran yang digunakan. Sebagai
contoh: Umur orang, jumlah turn over dalam perusahaan, jumlah pegawai
perempuan. Umur seseorang bisa 0, begitu juga jumlah pegawai yang turn over,
dan seterusnya.
Pada data interval, contohnya tahun dalam kalendar tidak
ada tahun 0, dimana tidak ada sejarah. Dengan data rasio karena ada angka 0,
maka kita tidak hanya bisa mengetahui bahwa 4 dan 2 memiliki interval yang sama
dengan 6 dan 4, namun juga mengetahui bahwa 4 adalah 2x2, dan 6 adalah
2x3.
Karena ada angka 0 maka dalam tipe data ini bisa
digunakan operasi penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Kategori data lainnya
Ada 2 kategori
data yang mungkin nanti digunakan yakni data diskrit dan kontinius
·
Data diskrit: setiap pengukuran
mengarah pada bilangan bulat, bukan bilangan pecahan sebagai contoh "jumlah
anak" akan menuju pada respon bilangan bulat 1,2 atau 3 dan seterusnya,
tidak ada yang akan menjawab jumlah anak=0,75
·
Data kontinius: pengukuran
digunakan agar lebih akurat, misal umur bisa diukur berdasarkan tahun, bulan,
hari, jam, menit, detik, milisekon dan bahkan unit yang lebih kecil. Jika data
kontinius, peneliti perlu memutuskan tingkat akurasi yang dibutuhkan.
"Umur dalam tahun".
f.
Sampel
f.1. Sampel Penelitian Kualitatif
Strategi penentuan sampel
yang bersifat purposif dinyatakan dalam proposal, walaupun strategi ini akan
dikembangkan lebih lanjut dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Tujuan dan
pengambilan sampel secara purposif adalah untuk memperoleh sampel kecil dari
individu-individu yang kaya akan informnasi, proses, atau wawasan sosial. Dalam
pemilihan sampel juga dijelaskan bagaimana memelihara nama baik subyek yang
diteliti, menjaga kerahasiaan data dan individu-individu yang akan dijadikan
sebagai sumber data.
f.2. Sampel Penelitian Kuantitatif
Terdapat beberapa jenis
desain sampling dalam penelitian kuantitatif. Jenis
pertama desain sampling adalah probality sampling. Jenis sampling ini ada
beberapa, yaitu (1) acak sederhana (sampling random sampling), yaitu acak jenis
ini adalah acak yang paling dikenal oleh banyak orang dalam pencarian sampel,
(2) rancangan acak berstrata
(stratified random sampling) yaitu apabila populasi terdiri dari sejumlah
sub-kelompok atau lapisan yang mungjin memiliki ciri yang berbeda acapkali
diperlukan suatu bentuk penarikan sampel yang disebut penarikan berlapis, (3)
rancangan klaster (claster sampling), yaitu mendaftar semua anggota populasi
sasaran dan kemudian memilih sampel diantaranya, dan (4) rancangan sistematis
(systematic sampling), yaitu penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus
yang kesekian dari daftar populasi.
g. Analisis
g.1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif
mempunyai dua model, diantaranya; penelitian kualitatif Etnographic (Model
Spradley), dan penelitian kualitatif Grounded (Model Miles dan Huberman).
Masing- masing tekniknya seperti di bawah ini:
1.
Etnographic (Model
Spradley)
1.1.
Analisis Domain (Domain
Analysis). Merupakan proses untuk menemukan bagian-bagian, unsur-unsur, atau
domain pengelompokan makna budaya yang terkandung dalam kategori yang lebih
kecil.
1.2.
Analisis Taksonomi (Taxonomic
Analysis). Menyoroti pusat perhatian dengan satu langkah lebih dalam untuk
mengungkap hubungan antaraunsur-unsur dari setiap domain.
1.3.
Analisis Komponensial
(Componential Analysis). Mencari kontras, memilah-milah, mengelompokkan, dan
memasukkan semua informasi yang diperoleh ke dalam peta informasi.
1.4.
Analisis Tema Kultura. Kegiatan
menganalisis data yang dimulai dari analisis domain, taksonomi dan komponensial
untuk memperoleh pemahaman lebih lauas terhadap domain yang dipilih dalam
situasisosial yang diteliti.
2.
Grounded (Model
Miles dan Huberman)
2.1.
Reduksi Data (Reduction).
Merangkum, memilih hal yang pokok, fokus pada hal penting, dicari tema dan
polanya. Dalam reduksi ini memungkinkan peneliti untuk membuang dan memasukkan
data yang dianggap perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data
berikutnya.
2.2.
Penyajian Data (Display).
Menyajikan data atau narasi data secara sederhana dalam bentuk kata-kata, dapat
dilakukan dengan membentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian
data tersebut, maka data akan terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami.
2.3.
Verifikasi dan Simpulan
(Verification and Conclussion). Dalam tahap pengumpulan data sebelumnya,
peneliti sudah membuat simpulan-simpulan sementara. Pada tahap verifikasi ini,
peneliti mengecek hasil simpulan-simpulan tersebut untuk dijadikan sebuah
kesimpulan pasti dari hasil penelitiannya.
3.
Biografi
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:
b.
Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden
seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap
kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau
seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.
b. Membaca
keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.
c. Kisah yang
didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
d. Selanjutnya
peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta
mencari epipani dari kisah tersebut.
e. Peneliti
juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam
sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi
interpretasi pada pengalaman hidup individu.
f. Kemudian,
riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada
proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya
dan keunikan hidup individu tersebut.
4. Fenomenologi
Langkah-langkah analisis data pada
studi fenomenologi, yaitu:
a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh
responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya
diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak
relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif
atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti
tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak
mengalami penyimpangan).
d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna
lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian
mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada
responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu
terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai
esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden
mengenai fenomena tersebut.
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu,
gabungan dari gambaran tersebut ditulis.
5.
Studi kasus
Langkah-langkah analisis data pada
studi kasus, yaitu:
a. Mengorganisir informasi.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori.
e. Selanjutnya peneliti
melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural
dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
f. Menyajikan secara naratif.
g.2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bagian dari kegiatan
penelitian yang dilakukan setelah data dari seluruh responden yang dilakukan
melalui kuesioner terkumpul. Adapun metode analisa data kuantitatif dibagi
menjadi dua, yakni statistik deskriptif dan statistik inferensial.
1.
Statistik deskriptif digunakan untuk
menganalisis data dengan cara menggambarkan kondisi obyek penelitian
sebagaimana aslinya tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Model ini digunakan pada penelitian populasi tanpa pengambilan
sampel. Misalnya, untuk meneliti minat siswa pada pelajaran IPA kelas 8 SMP
NUSA BANGSA dengan jumlah 30 siswa/i. Setelah dilakukan tes atau kuesioner,
hasil analisisnya menunjukkan 90% siswa/i kurang meminati pelajaran IPA
tersebut. Hasil dari 90% siswa/i yang kurang minat pada pelajaran IPA hanya
berlaku pada kelas 8 SMP NUSA BANGSA dan tidak berlaku pada penarikan
kesimpulan pada siswa/i lain diluar kelas 8 SMP NUSA BANGSA. Termasuk
contoh lain statistik deskriptif adalah penyajian data melalui Tabel, Grafik,
Diagram, dll.
2. Statistik inferensial seringkali disebut dengan statistik induktif atau statistik propabilitas. Teknik statistik ini dilakukan untuk menganalisis data dan hasil dari kesimpulan tersebut diberlakukan pada populasi. Karena bersifat propabiliyt, maka pemberlakuan kesimpulan pada populasi tersebut mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) dan dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, dan bila peluang kesalahan 1%maka taraf kepercayaan 99%. Inilah yang dimaksud signifikansi dalam statistik inferensial yang dapat diperoleh dari tabel signifikansi yang sudah ada sesuai dengan teknik analisis yang digunakan. Teknik analisis untuk menguji korelasi atau hubungan antar variabel menggunakan Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple Correlations, dll. Sedangkan untuk menguji perbedaan antar variabel menggunakan t-tes, Anova, dll.
Statistik inferensial dibagi menjadi dua macam, yakni parametris dan nonparametris. Perbedaannya adalah, parametris digunakan untuk menguji parameter populasi, sedangkan nonparametris digunakan untuk menguji distribusi. Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris biasanya digunakan untuk data interval atau rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk analisis data nominal dan ordinal.
h. Hubungan
dengan Responden
h.1. Hubungan
dengan Responden Kualitatif
1. Empati, akrab, supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
2. Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan
3. Janka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
h.2. Hubungan
dengan Responden Kuantitatif
1. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
2. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
3. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
i.
Kapan
Peneliti dianggap Selesai
i.1. Kapan
Peneliti Kualitatif dianggap Selesai
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh.
i.2. Kapan
Peneliti Kuantitatif dianggap Selesai
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan.
C.
PENGGUNAAN METODE KUANTITATIF DAN KUALITATIF
1.
Penggunaan Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif digunakan apabila :
a.
Bila masalah yang merupakan
titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan
antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan
pelaksanaannya, antara teori dengan
praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal
penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil
penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan
pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah yang
harus ditunjukkan.
b.
Bila peneliti ingin mendapatkan
informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok
digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila
populasi terlalu luas, amak penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut.
c.
Bila ingin diketahui pengaruh
perlakuan/ treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode
eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap
derajat kesehatan .
d.
Bila peneliti bermaksud menguji
hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis
deskriptif, komparatif dan assosiatif.
e.
Bila peneliti ingin mendapatkan
data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya
ingin mengetahui IQ anak- anak dari masyarakat tertentu, maka dilakukan
pengukuran dengan test IQ.
f.
Bila ingin menguji terhadap
adanya keragu- raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
2.
Penggunaan Metode Kualitatif
Metode Kualitatif
digunakan apabila :
a.
Bila masalah penelitian belum
jelas , masih remang- remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam
ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan
langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour question,
sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model
ini, peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan
mencari sumber minyak, tambang emas, dan lain – lain.
b.
Untuk memahami makna dibalik
data yang tampak. Gejala social sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa
yang diucapkan dan dilakukan orang.
Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai
contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki
makna tertentu. Sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar tetapi
menjadi tanda tanya bagi peneliti kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang yang
mengatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak.
Mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta
suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut
penelitian kualitatif, semakin banyak suami mencium istri, maka malah menjadi
tanda tanya, jangan – jangan hanya pura- pura. Data untuk mencari makna dari
stiap perbuatan tersebut hanya ocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan
teknik wawancara mendalam dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
c.
Untuk memahami interaksi
sosial. Interaksi sosial yang kompleks
hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial
tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola- pola hubungan yang jelas.
d.
Memahami perasaan orang.
Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif,
dengan teknik pengumpulan data, wawancara mendalam dan observasi berperan serta
untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
e.
Untik mengembangkan teori.
Metode kualitatif paling cock digunakan untuk mengambangkan teori yang dibangun
melalui data yang diperoleh melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun
melalui grounded research. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya
melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam
sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis
tersebut selanjutnya diverivikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam.
Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau teori.
f.
Untuk memastikan kebenaran
data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode
kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara triangulasi/gabungan (
karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum dapat menemukan apa yang
dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian akan lebih terjamin. Selain itu
dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian
berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum ditemukan siapa
provokator yang dimaksud maka penelitian dinyatakan belum selesai.
g.
Meneliti sejarah perkembangan.
Sejarah perkembangan kehidupan seorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak
melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara
mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu. Misalnya akan meneliti
sejarah perkembangan kehidupan raja- raja di
Jawa, sejarah perkembangan masyarakat tertentu sehingga masyarakat
tersebut menjadi masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian
perkembangan ini juga bisa dilakukan dibidang pertanian, bidang teknik seperti
meneliti kinerja mobil dan sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara
terus- menerus yang dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya
bunga tertentu, atau mesin mobil tertentu.
No
|
Metode
Kuantitatif
|
Metode
Kualitatif
|
1
|
Menggunakan
hiopotesis yang ditentukan sejak awal
penelitian
|
Hipotesis
dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
|
2
|
Definisi yang
jelas dinyatakan sejak awal
|
Definisi sesuai
konteks atau saat penelitian berlangsung
|
3
|
Reduksi data
menjadi angka-angka
|
Deskripsi naratif/kata-kata,
ungkapan atau pernyataan
|
4
|
Lebih
memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrumen penelitian
|
Lebih suka
menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
|
5
|
Penilaian
validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan
statistik
|
Penilaian
validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
|
6
|
Mengunakan
deskripsi prosedur yang jelas (terinci)
|
Menggunakan
deskripsi prosedur secara naratif
|
7
|
sampling random
|
Sampling
purposive
|
8
|
Desain/kontrol statistik
atas variabel eksternal
|
Menggunakan
analisis logis dalam mengontrol
variabel ekstern
|
9
|
Menggunakan
desain khusus untuk mengontrol bias prosedur
|
Mengandalkan
peneliti dalam mengontrol bias
|
10
|
Menyimpulkan
hasil menggunakan statistik
|
Menyimpulkan
hasil secara naratif/kata-kata
|
11
|
Memecah
gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis
|
Gejala-gejala
yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
|
12
|
Memanipulasi
aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks
|
Tidak merusak
gejala-gejala yang terjadi secara alamiah /membiarkan keadaan aslinya
|
D.
KOMPETENSI PENELITI
Berikut ini dikemukakan kompetensi yang perlu dimiliki
oleh peneliti kuantitatif dan kualitatif :
1.
Kompetensi Peneliti Kuantitatif
a.
Memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang bidang yang akan diteliti.
b.
Mampu melakukan analisis
masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betul-
betul masalah,
c.
Mampu mengunakan teori yang
tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan
merumuskan hipotesis penelitian,
d.
Memahami berbagai jenis metode
penelitian kuantitatif, serta metode survey, eksperimen, expost facto, evaluasi
dan sejenisnya,
e.
Memahami teknik- teknik
sampling, seperti grobability sampling dan nonprobability sampling dan mampu
menghitung dan memilih jumlah sampel yang representative dengan sampling error
tertentu,
f.
Mampu menyusun instrumen untuk
mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan
reliabilitas instrumen,
g.
Mampu mengumpulkan data dengan
kuesioner, maupun dengan wawancara dan observasi,
h.
Bila pengumpulan data dilakukan
oleh tim, maka harus mampu mengorganisasikan tim peneliti dengan baik,
i.
Mampu menyajikan data,
menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan,
j.
Mampu memberikan interpretasi
terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis,
k.
Mampu membuat laporan secara
sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak- pihak yang terkait,
l.
Mampu membuat abstraksi hasil
penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah.
2.
Kompetensi Peneliti Kualitatif
a.
Memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang bidang yang akan diteliti,
b.
Mampu menciptakan rapport
kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport
berarti mampu membangun hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada
konteks sosial,
c.
Memiliki kepekaan untuk melihat
setiap gejala yang ada pada obyek penelitian ( konteks sosial),
d.
Mampu menggali sumber data
dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara triangulasi, serta
sumber- sumber lain,
e.
Mampu menganalisis data
kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain,
komponensial, dan tema kultural/budaya,
f.
Mampu menguji kredibilitas,
dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil penelitian,
g.
Mampu menghasilkan temuan
pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru,
h.
Mampu membuat laporan secara
sistematis, jelas, lengkap, dan rinci.
Sumber :
Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi-1
(Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S. Sos., M. Si)
Metode Penelitian Sosial, Edisi-2
(Muhammad Idrus)
Metode Penelitian Sosial (Bagong
Suyanto dan Sutiyah)
Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D (Prof. Dr. Sugiyono)
makasih ya mbak Andini atas file metodologi penelitiannya.
BalasHapusNice Post!! Semoga Lebih Bermanfaat Jangan Lupa Kunjungi Blog Saya ^^9
BalasHapusaikawafaith.blogspot.com
sangan bermanfaat terimakasih..
BalasHapusMakasih kak, kak boleh tanya gk? Kalau pengaruh iklan terhadap tingkat konsumsi sesuatu itu bisa pakai pendekatan kualitatif gk kak? Bls please :(
BalasHapus